Objek Kajian Teknik Industri, Prinsip analisis, sintesis, dan design Teknik Industri, Profesi Teknik Industri dan Asosiasinya
Objek Kajian Teknik Industri
Menurut Senator, (2019, p. 32) “Objek kajian Teknik Industri adalah sistem integral”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa definisi Teknik Industri mengalami perubahan sejak IEE pada tahun 1994. Walaupun adanya perubahan definisi, tetapi komponen utama objek kajian Teknik Industri tetap sama yaitu manusia (man), material (material), mesin (machine). Karena pada sistem integral tersebut penamaannya condong ke suatu kelompok atau individu tertentu, terdapat perubahan beberapa komponen yang merupakan perluasan dari ruang lingkup objek Teknik Industri diantaranya, man menjadi people, machines menjadi equipments dan adanya penambahan unsur energi dan informasi.
Perluasan komponen utama objek kajian Teknik Industri diatas mengubah bentuk suatu sistem integral yang awalnya berupa sistem kerja (work station) berkembang menjadi sistem manufaktur (manufacturing system) dan berkembang kembali menjadi sistem perusahaan (corporate system). Sistem-sistem diatas diperluas kembali menjadi sistem rantai pasok dan apabila dikembangkan kembali akan menjadi sistem industri .
Dalam hal ini kedua disiplin kerekayasaan dan komponen sistem integral Teknik Industri berbeda karena Teknik Industri lebih menitikberatkan pada pengelolaan dan pemanfaatan secara efisien sedangkan kerekayasaan memfokuskan bagaimana proses pembuatannya secara rinci. Dengan demikian, cakupan Teknik Industri yang semula ruang lingkupnya mikro menjadi makro.
Pada perkembangannya sistem integral meluas menjadi sistem riil (real system). Sistem riil ini berkaitan dengan obyek sistem buatan (artificial system) dan sistem alamiah (natural system).
Prinsip analisis, sintesis, dan design Teknik Industri
Menurut Senator (2019, p. 66), “Aliran pemikiran sistemik terintegrasi (systemic and integrated approach) merupakan pendekatan yang bersifat holistis yaitu memandang sesuatu secara sistemik, menyeluruh dan utuh tidak bersifat parsial baik dari sisi aspek struktural maupun aspek interaksinya”.
Berdasarkan pendapat diatas, analisis dalam menyelesaikan suatu masalah, keahlian Teknik Industri memiliki cara pandang yang luas, memandang suatu masalah tidak hanya dari satu segi saja, melainkan secara keseluruhan (holistis) dan seluruh aspek harus ditinjau sampai ke akar masalahnya. Prinsip analisis berhubungan dengan objek keahlian Teknik Industri yaitu menghubungkan people, material, equipment, information, dan energy.
Menurut Senator (2019, p. 67), “Berdasarkan atas hasil analisis ini akan dikembangkan alternatif pemecahannya, dan dengan menggunakan model sebagai alat sintesis akan dapat diketemukan alternatif solusinya sehingga dapat dipilih alternatif solusi terbaiknya”.
Berdasarkan pendapat diatas, langkah selanjutnya setelah menganalisis suatu masalah adalah dengan melakukan sintesis. Sintesis merupakan pemecahan masalah hasil dari analisis yang telah dilakukan dengan memberikan alternatif-alternatif solusi dan memilih alternatif yang feasible (layak) yang sesuai dengan prinsip teknik industri yaitu efektif dan efisien. Alternatif solusi yang didapatkan tidak bisa diputuskan sebagai solusi yang mutlak, dengan hal tersebut diperlukan suatu desain (pemodelan) untuk membuktikan apakah alternatif solusi tersebut dapat digunakan atau tidak. Peralatan permodelan yang bisa digunakan adalah Rich Picture Diagram, Fishbone Diagram, Influence Diagram (Senator 2019, p.214-217)
Profesi Teknik Industri dan Asosiasinya
Menurut Senator (2019, p. 383), Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian yang tidak bisa dilakukan serampangan namun harus bisa dilatih dan disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Mengacu pada pengertian profesi, maka jelas kalau seorang profesi Teknik industri memiliki keahlian khusus. Teknik industri merupakan profesi sebagaimana konsultan, manajer, supervisor, atau analis. Dalam buku Senantor (2019, p. 383), Yoder berkata (1976) persyaratan suatu pekerjaan disebut sebagai profesi bila : (1) memiliki body of knowledge dan terdapat Lembaga Pendidikan yang menyenggarakannya; (2) mendapat pengakuan (recognition) dari masyarakat penggunanya; (3) memiliki organisasi profesi dan (4) memiliki kode etik (rule of conduct) profesi dalam menjalankan profesinya.
- Memiliki body of knowledge dan terdapat Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan.
Body of knowledge dari Teknik indutri adalah pengetahuan mendalam mengenai matematika, fisika, dan ilmu kemasyarakatan. Dimana dari pengetahuan itu seorang profesi Teknik indutri dapat merancang sistem yang terintegrasi yang mencakup semua objek yaitu people/man, material, equipment, information, dan energy.
Semua pengetahuan dasar Teknik industri harus diperoleh pada Lembaga Pendidikan yang memang menyelenggarakan program studi Teknik industri. Memiliki standar Pendidikan yang baik, kurikulum yang jelas, serta pengajar yang ahli.
- Mendapat pengakuan (recognition) dari masyarakat penggunanya.
Dari pernyataan diatas pengakuan dirasa sangat penting untuk profesi Teknik industri karena hasil dari karya Teknik industri akan diberikan kepada masyarakat. Ketika masyarakat sebagai pengguna dari barang atau jasa yang diberikan mengakuinya, maka masyarakat percaya bahwa profesionalisme dari profesi Teknik industri nyata.
- Memiliki organisasi profesi
Dalam buku Senator (2019, p. 389) disebutkan bahwa (Emerson & Naehring : 1988) organisasi profesi Teknik Industri pertama terbentuk melalui sebuah pertemuan tidak resmi pada tanggal 11 November 1910 di Athletic Club, New York-Amerika Serikat. Dari pertemuan tersebut memicu pertemuan resmi selanjutnya yang keanggotaannya bertambah dari sebelumnya.
Pada tahun 60-an organisasi profesi Teknik industri mulai terbentuk di Indonesia yang bernama Persatuan Ahli Teknik Industri (PERSATI). Pembentukan ini dibentuk oleh pionir dan dosen Teknik industri di ITB yang dimotori oleh prof. Matthias Aroef dan Prof, Anang Zaini Gani. Pembentukkan organsasi profesi Teknik industri menjadikan Teknik industri memiliki badan yang mengatur dan melakukan standarisasi kualitas, menetapkan profesionalisme dan menciptakan kepercayaan atas hasil di masyarakat. Hal ini terbukti nyata ketika perwakilan lebih dari 100 perguruan tinggi menghadiri acara yang didirikan oleh BKSTI (badan penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik industri pada 9 juli 1996 di Aula barat ITB.
- memiliki kode etik (rule of conduct) profesi dalam menjalankan profesinya
Menurut Senator (2019, p. 385) “Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri. Dengan etika seorang profesi Teknik industri akan merasa bahwa ada semacam batasan maupun standar yang akan mengatur dalam pergaulannya di lingkungan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Bahagia, S.N. 2019, Pengantar Teknik Industri, ITB Press, Bandung.
Khanna, O.P. 1999, Industrial Engineering and Management, Dhanpat Rai Publications (P) LTD., New Delhi.
Stearns, P.N. 2013, The Industrial Revolution in World History, Westview Press, Colorado.
Turner, W.C. 2000, Pengantar Teknik & Sistem Industri edisi Bahasa Indonesia, Guna Widya, Surabaya.
Comments
Post a Comment